JAKARTA – Perolehan suara Partai Golkar pada Pemilu Legislatif 2009 menurun jika dibandingkan dengan Pemilu 2004. Namun, partai berlambang beringin itu tidak terlalu banyak kehilangan kursi di DPR. Berdasar penghitungan cepat sejumlah lembaga yang dikomparasikan dengan perhitungan internal Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu), Golkar yakin hanya akan kehilangan delapan di antara 126 kursi DPR yang dikuasai sekarang.
”Menurut perhitungan kami (bappilu), Golkar akan mendapat 116 hingga 118 kursi DPR, turun delapan sampai sepuluh kursi dari 126 kursi saat ini,” terang Ketua Harian Bappilu Partai Golkar Burhanuddin Napitupulu di kantornya kemarin (15/4).
Politikus yang akrab disapa Burnap itu menilai, perolehan kursi tersebut masih terhitung baik karena Golkar kehilangan sembilan persen suara yang dicomot dua partai yang didirikan kader utama Golkar, yakni Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). ”Carry out ke Hanura dan Gerindra sembilan persen, serta stigma negatif akibat banyaknya kader yang tertangkap korupsi membuat kehilangan delapan kursi terasa kecil,” paparnya.
Selain itu, lanjut Burnap, pemilu tahun ini dianggap lebih berat. Pertama, terjadi perubahan sistem pemungutan suara yang menyebabkan banyak suara untuk Golkar tidak sah. Selain itu, parpol peserta Pemilu Legislatif 2004 hanya diikuti 24 partai dan pemilu tahun ini 48 partai nasional. ”Lapangan makin becek, makin licin,” tamsilnya.
Burnap menilai, salah satu kunci sukses Golkar mempertahankan suaranya adalah soft campaign yang dilakukan tim sukses caleg dari rumah ke rumah. Dalam aksinya, para caleg dan tim suksesnya selalu membawa buku-buku yang dibagikan gratis kepada setiap rumah yang dimasuki. ”Buku itu murah, tapi bisa dipakai dalam waktu panjang. Membagi buku juga tidak termasuk money politics,” terangnya.
Menjelang pemilu legislatif lalu, Bappilu Golkar memang mencetak tujuh judul buku sebanyak 21 juta eksemplar. Buku yang dicetak adalah panduan teknik perikanan, budidaya peternakan unggulan, budidaya tanaman unggulan, buku penanggulangan penyakit, resep masakan Indonesia, dan kumpulan zikir dan salat snnah. ”Buku kumpulan zikir dan resep masakan paling banyak diminta. Baru setelah itu buku pertanian,” terangnya.
Burnap mengakui, pembagian buku tersebut merupakan ide Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla. ”Saya awalnya skeptis, masak Golkar main buku, apa nggak susah distribusinya. Tapi, ternyata pembagian buku sangat efektif sebagai alat ketok pintu,” terangnya. (noe/agm)